riniisparwati.com – Kelebihan dan Kekurangan Sistem Konsinyasi. Salah satu metode pemasaran penjualan produk adalah menggunakan sistem konsinya dengan beragam keuntungan dan kerugian tentunya. Ini jadi salah satu metode pebisnis untuk memasarkan produknya.
Jika tidak menguntungkan, metode ini tentu tidak akan digunakan oleh consignor.
Namun, tentu saja, tidak ada yang sempurna dalam metode pemasaran apa pun.
Selalu ada celah kekurangan di antara beragam kelebihan yang ada.
Oleh karena itu, di artikel kali ini, saya akan mengulas tuntas, apa saja kelebihan dan kekurangan penjualan menggunakan sistem konsinyasi.
Yuk simak uraian lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi Artikel
Pengertian Konsinyasi
Apa itu konsinyasi?
Kita mulai artikel kali ini dengan definisi untuk memudahkan penjelasan selanjutnya.
Pengertian konsinyasi menurut para ahli
1. Menurut Halim
Penjualan Konsinyasi adalah penjualan dengan perjanjian, dimana pihak pemilik barang pengamat (consignor) menyerahkan barangnya kepada pihak lain, yaitu komisioner (consignee) untuk dijual kepada pihak luar dan pihak consignee mendapatkan sejumlah komisi dari pihak consignor.
2. Menurut Yunus dan Harnanto
Konsinyasi adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barang tertentu untuk dijualkan dengan komisi (tertentu).
3. Menurut Maria
Konsinyasi adalah pihak yang memiliki barang menitipkan barangnya kepada pihak lain untuk dijualkan dengan adanya perjanjian tertentu.
4. Menurut Aliminsyah dan Padji
Consigment (Konsinyasi) adalah barang-barang yang dikirimkan untuk dititipkan kepada pihak lain dalam rangka penjualan dimasa mendatang atau untuk tujuan lain, hak atas barang tersebut tetap melekat pada pihak
pengirim (Consignor).
Jadi Konsinyasi adalah
Dari pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan, bahwa pada intinya konsinyasi adalah sistem pemasaran dengan cara titipan.
Pemilik produk menitipkan barang kepada penjual agar barang tersebut dijual kepada konsumen.
Penjual akan mendapatkan komisi dari produk yang berhasil dijual.
Jika produk tidak laku, barang akan dikembalikan kepada pemilik produk.
Baca juga: ide usaha dengan modal 50 juta.
Tujun Konsinyasi
Tujuan utamanya adalah untuk menjual produk tertentu kepada konsumen dengan sistem titipan, di mana penjual tidak membeli produknya kepada pemilik produk, tapi hanya menjualkan produk tanpa memiliki produk tersebut.
Dalam bahasa kesehariannya, penjual ini biasa disebut dengan “calo”.
Keuntungan yang didapatkan penjual adalah komisi yang telah disepakati antara penjual (cosignee) dan pemilik produk (consigner).
Baca juga: ide usaha di bulan Ramadhan.
Pihak Yang Terlibat dalam Sistem Konsinyasi
Dua pihak yang paling terkait dengan sistem ini adalah consignor dan consignee.
Consignor
Consignor adalah pemilik produk yang menitipkan barangnya kepada pihak lain untuk dijualkan kepada konsumen.
Consignor ini adalah si penitip barang.
Misalkan pemilik usaha kue yang menitipkan barangnya ke warung-warung.
Consignee
Consignee adalah pihak yang menerima barang titipan untuk menjualkan produk kepada konsumen dengan imbalan komisi sejumlah tertentu yang telah disepakati.
Consignee adalah pihak yang dititipi barang dagangan.
Misalkan warung kelontong yang dititipi kue oleh pengusaha kue.
Baca juga: tips memutar uang 500ribu untuk usaha.
Kelebihan Sistem Konsinyasi
Kelebihan sistem konsinyasi bisa dilihat dari sisi consigner maupun sisi consignee.
Kelebihan konsinyasi bagi pemilik barang (consignor)
Keuntungan sistem konsinyasi bagi pemilik produk di antaranya:
1. Memangkas biaya operasional
Dengan pemasaran konsinyasi, kamu tidak perlu ruangan untuk jualan.
Efeknya, kamu gak perlu menyewa ruko, dan gak perlu juga membayar karwayan yang jaga di ruko tersebut.
Secara biaya operasional, akan lebih hemat dibandingkan kamu menjual sendiri dengan membuka warung atau toko.
2. Memperluas pangsa pasar
Makin banyak pengecer yang kamu titipi barangnya, maka pangsa pasarnya makin luas.
Dengan demikian pasar penjualan tidak terbatas di sekitar toko kamu saja.
Produk akan menjangkau pasar yang beragam.
3. Meningkatkan product awareness
Konsumen baru yang belum pernah tahu produk kamu, bisa menikmati produk kamu.
Jika dia cocok, makan akan meningkatkan product awareness.
Produk kamu akan lebih dikenali konsumen lebih luas.
Tingkat brand kamu pun makin dikenal masyarakat luas.
4. Bisa untuk melakukan test konsumen
Jika kamu punya produk baru dan ingin mengetahui apakah produk kamu punya feedback yang bagus di mata konsumen, kamu bisa mencobanya dengan sistem konsinyasi.
Dengan sistem ini, pangsa pasar lebih luas dan jangkauan konsumen pun makin banyak.
Jika produk kamu ternyata bagus dan banyak yang beli, berarti produk ini bisa dilanjutkan.
Demikian sebaliknya.
Jadi sistem konsinyasi bisa digunakan untuk melakukan pengujian minat dari konsumen terhadap produk kamu.
5. Meminimalisir biaya pemasaran
Kamu tidak perlu pasang iklan di mana-mana, tidak harus menawarkan ke setiap rumah.
Cukup titipkan barang ke warung atau toko, apalagi kalau tokonya ramai.
Pembeli pasti akan melihat produkmu, dan jika penasaran, akan membeli produk untuk mencobanya.
Apalagi jika kemasan menarik dan unik, plus harga wajar.
Itulah kurang lebih keuntungan konsinyasi bagi pemilik produk.
Keuntungan Sistem Konsinya bagi Consignee
Adapun keuntungan sistem konsinyasi bagi pengecer di antaranya:
1. Tidak perlu membeli stok jualan
Pengecer tidak perlu membeli produk jualan.
Dia hanya menerima titipan, lalu menjualkan produk tersebut.
Jadi tidak ada uang yang dikeluarkan. Cocok untuk usaha dengan modal minim.
2. Diversifikasi produk jualan
Dengan sistem konsinya, kamu bisa menjual aneka macam produk.
Makin banyak produk, makin banyak pilihan bagi konsumen.
Konsumen tentu lebih suka datang ke toko yang koleksi jualannya lengkap.
Ini bisa kamu dapatkan dengan sistem konsinyasi.
3. Bisa pilih produk yang diminati konsumen
Pengecer bisa menerima atau menolak barang titipan.
Bisa juga memilih mana produk yang laris di pasaran untuk dijualkan.
Jadi tidak ada ikatan atau kewajiban harus menjualkan produk.
4. Produk gak laku bisa dikembalikan
Produk-produk konsinyasi yang tidak laku, dikembalikan kepada pemilik produk.
Jadi pengecer tidak menanggung risiko produk tidak terjual.
Dengan demikian tingkat risiko bisnisnya rendah.
Itulah kelebihan sistem konsinya bagi consignee.
Kekurangan Sistem Konsinyasi
Kerugian sistem konsinyasi bagi consignor
Berikut ini beberapa kerugian konsinyasi bagi pemilik produk:
1. Pembayaran lebih lama
Jika menjual produk sendiri ke konsumen, pemilik produk akan menerima uangnya secara langsung.
Beda halnya dengan sistem konsinyasi.
Pemilik produk harus datang ke pengecer untuk meminta uang hasil penjualannya atau menunggu pengecer membayarkan hasil jualan.
Pembayaran yang diterima butuh waktu lebih lama.
2. Risiko produk rusak atau basi
Biasanya jika produk rusak atau basi, risiko ini ditanggung oleh pemilik produk.
Pengecer tidak mau tahu menahu.
Dia akan mengembalikan produk saat rusak atau basi.
Demikian halnya jika produk tidak laku, pemilik produk harus menjualnya sendiri ke konsumen agar laku.
3. Tidak semua produk cocok untuk dijual dengan sistem konsinyasi
Tidak semua produk yang kamu miliki bisa dijual dengan konsinyasi.
Terutama produk yang hanya enak dinikmati saat produk masih baru diolah.
Misalkan produk kuliner: pecel lele, ayam goreng, dll.
Resep dan cara masak yang berbeda akan memberikan rasa yang berbeda.
Kerugian sistem konsinyasi bagi consignee
Beberapa kekurangan sistem konsinyasi bagi pengecer:
1. Membutuhkan ruang tambahan untuk meletakkan barang
Produk yang dititipkan oleh pemilik produk, itu membutuhkan tempat penyimpanan.
Bahkan butuh biaya tambahan juga, misalkan titipan susu yang harus disimpan di mesin pendingin, akan menambah biaya listrik.
Kamu harus memperhitungkan, agar komisi yang kamu dapat itu lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
2. Produk hilang ditanggung pengecer
Jika terjadi pencurian, atau produk hilang, maka pengecer harus menggantinya.
Demikian juga untuk produk yang rusak karena kelalaian pengecer.
Oleh karena itu pengecer harus menjaga produk tersebut dengan baik.
3. Bisa membuat produk jualan lain dari si pengecer kurang laku
Jika ingin menerima produk konsinyasi, hendaknya tidak menerima produk yang setipe atau sejenis.
Ini bisa menyebabkan produk lain jadi tidak laku.
Apalagi jika produk tersebut adalah jualan kamu yang stoknya harus beli.
Contoh Sistem Konsinyasi
Ada banyak sekali contoh sistem konsinyasi di lokal kamu sendiri.
1. Konsinyasi di warung bakso
Paling sederhana, bisa kamu jumpai di warung bakso.
Di sana, biasanya kamu akan menjumpai kerupuk, kelanting, peyek kacang, dan snack jajanan lainnya.
Barang-barang tersebut biasanya adalah barang titipan.
Warung bakso hanya jualin, lalu dapat komisi jika laku.
Jika gak laku, dikembalikan ke penitip.
2. Kerupuk di warung kelontong
Kerupuk-kerupuk yang ada di warung kelontong, atau kue, biasanya adalah barang konsinyasi.
Barang tersebut dititipkan oleh pemilik untuk dijual di warung yang dititipi.
Kalau gak habis dan kadaluarsa, akan diambil lagi oleh si pemilik.
3. Titip madu di toko
Banyak penjual madu yang menitipkan madunya di toko-toko.
Produk madu sendiri tahan lama sehingga risiko kerugian kecil.
Jika toko berhasil menjualkan madu, dia akan mendapatkan komisi.
Kesimpulan
Konsinyasi adalah sistem pemasaran dengan cara titipan.
Orang yang menitipkan barang disebut consignor, dan yang dititipi disebut dengan consignee.
Hak dan kewajiban consignee dalam konsinyasi harus dijaga agar perjanjian kerja sama ini berjalan baik, demikian juga hak dan kewajiban consignor.
Syarat-syarat kedua pihak harus jelas, sehingga peluang pemasaran ini saling menguntungkan.
Itulah tadi penjelasan lengkap megenai pengertian, contoh, serta kelebihan dan kekurangan sistem konsinyasi bagi pemilik produk serta pengecer yang harus kamu tahu baik pada pasar lokal maupun non lokal. Baca juga: cara menyisihkan uang dari hasil usaha.