Apakah Menjadi Seorang Dokter Harus Pintar? Ini Jawabannya

riniisparwati.com – Meskipun tugas dokter begitu berat dan butuh fisik prima setiap saat, nyatanya banyak lulusan SMA yang berminat untuk kuliah di fakultas kedokteran. Profesi dokter selama ini dianggap sebagai profesi dengan gaji menjanjikan, wajar jika fakultas kedokteran menjadi salah satu jurusan favorit anak SMA yang mau kuliah.

Untuk masuk ke fakultas kedokteran, kamu harus bersaing dengan peserta tes lainnya yang bejibun, terutama saat mau ke kampus negeri seperti UGM, UI, Unair, UNDIP, Unsoed, Brawijaya, UNSRI, Unhas, dan universitas negeri lainnya.

Kamu harus memenuhi nilai minimal tertentu untuk masuk fakultas kedokteran, saat mengikuti SNMPTN.

Ambang batas nilai masuk fakultas kedokteran biasanya tinggi sehingga kamu benar-benar harus bersungguh-sungguh jika mau kuliah kedokteran di universitas negeri.

Apakah Menjadi Seorang Dokter Harus Pintar?

Tentu saja, jika kamu mau menjadi dokter, kamu harus pintar.

Sebagai gambaran, berikut ini beberapa hal yang menggambarkan mengapa menjadi dokter itu harus pintar.

1. Jika mau kuliah kedokteran, kamu harus lulus seleksi tes masuk terlebih dahulu

Jika kamu tidak pintar, kamu tidak akan bisa lulus seleksi masuk ke fakultas kedokteran baik itu lewat jalur SBMPTN atau lewat jalur ujian mandiri.

Kecuali kamu masuk universitas swasta, masuk kedokteran bisa menggunakan uang yang banyak karena biasanya syarat masuk kedokteran swasta, uang lebih menentukan, meskipun nilai tes juga dinilai.

Jika kamu berhasil lulus tes masuk kedokteran, berarti kamu memang pintar.

2. Mata kuliah kedokteran membutuhkan kecerdasan dan hafalan kuat

Setelah masuk kuliah kedokteran, perjuangan masih belum selesai, karena kamu mesti menjalani masa pendidikan dengan mata kuliah yang bisa menguras otak kamu.

Kamu mesti berkaitan dengan biologi, fisika, kimia, dan matematika serta bahasa inggris, jadi kamu harus menguasai semua itu.

Tak cukup pintar berhitung dan menganalisa, kamu juga harus punya kemampuan menghafal yang baik.

3. Tahapan menjadi dokter terakhir, kamu harus ikut ujian kompetensi dokter Indonesia

Setelah kamu wisuda sarjana kedokteran 4 tahun, dan selesai koas selama 2 tahun, kamu belum bisa menjadi dokter.

Kamu harus lulus dulu ujian kompetensi dokter tadi.

Jika kamu tidak pintar, maka kamu tidak akan bisa lulus ujian yang artinya kamu tidak bisa menjadi dokter.

Serangkaian ujian yang harus kamu lewati, menandakan bahwa kamu harus cerdas dan pintar jika kamu memang mau jadi dokter.

Tapi ya gak harus pintar banget, misal harus juara olimpiade gitu.

Yang penting kamu bisa melewati semua fase tes untuk menjadi seorang dokter, dan setelah itu kamu pun benar-benar bisa jadi seorang dokter yang sukses.

Pintar Saja Tidak Cukup Untuk Menjadi Seorang Dokter

Selain pintar dan cerdas, ada kemampuan lain yang harus dimiliki oleh seorang dokter. Calon dokter yang pintar saja tidak cukup.

Seorang dokter juga harus:

1. Rajin belajar, karena kecerdasan seseorang kalah dengan orang yang rajin

Sepintar-pintarnya kamu kalau sama sekali gak belajar saat mau SBMPTN, kamu gak akan lulus masuk fakultas kedokteran.

Begitu juga kalau kamu pintar tapi malas belajar, selama kuliah, kamu bisa jadi gak akan lulus.

Kamu akan kalah dengan orang yang rajin dan mau belajar.

Pintar bisa diciptakan dengan cara rajin belajar.

2. Jadi dokter harus berani, misalkan saat praktik dengan kadaver atau menggunakan peralatan kedokteran lainnya

Kadaver adalah mayat yang diawetkan yang digunakan untuk praktik kedokteran. Jika kamu penakut, takut mayat, takut dengan darah, takut jarum suntik, maka kamu tidak bisa menjadi dokter.

Semakin banyak praktik, mudah-mudahan keberanian itu jadi tumbuh dan menjadi hal yang biasa kamu jumpai.

3. Menjadi dokter harus sabar menjalani lamanya masa pendidikan

Ada banyak tahapan yang harus dilalui saat menjadi seorang dokter dan itu butuh kesabaran.

Selain syarat masuk kedokteran yang berat, masa kuliah kedokteran juga panjang dan membutuhkan kesabaran ekstra.

Apalagi jika kamu mau jadi dokter spesialis, lama pendidikan dokter spesialis bakalan menguji benar kesabaran kamu.

4. Dokter harus bisa berkomunikasi dengan baik dan bekerja sama dengan orang lain

Komunikasi harus menjadi kemampuan dasar dari seorang dokter. Dokter harus beretika, tidak mudah berkata kasar, dan bisa ramah kepada siapa pun.

Dokter juga harus sabar dalam menghadapi pasien dan keluarga pasien.

Dokter harus punya kemampuan komunikasi yang baik ketika bekerja sama dengan dokter lain, misal saat sedang operasi.

Mau jadi dokter gigi, dokter hewan, atau dokter umum dan spesialis, semuanya tidak cukup dengan pintar saja.

5. Dokter harus mau mengembangkan ilmu dan kemampuannya

Dunia kedokteran yang terus berkembang menuntut dokter selalu belajar, banyak membaca, tidak hanya mengandalkan kepintaran dengan teori yang dipelajari di masa kuliah.

Yang Paling Penting Saat Menjadi Seorang Dokter: Jujur, Beretika, Tekun, Disiplin, Dan Berempati

Dokter pintar tapi tidak jujur, berbahaya.

Dokter pintar tapi tidak beretika, dapat berbuat menyimpang.

Dokter pintar tapi tidak tekun, tidak bisa melayani pasien dengan baik.

Dokter pintar tapi tidak disiplin, bisa merugikan banyak orang.

Dokter pintar tapi tidak berempati, tidak akan menjadi dokter sukses.

So, jika kamu anak SMA atau SMK mau jadi dokter, pintar matematika, bahasa inggris, biologi, kimia, dan fisika saja tidak cukup.

Ada hal lain yang jauh lebih penting dari sekedar pintar.

Pintar itu bisa dicipatakan dengan tekun belajar, tapi kemalasan bisa menyebabkan kamu jatuh dalam kehancuran.

So, apakah jadi dokter itu harus pintar? Kamu bisa menyimpulkan sendiri.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top